Tuesday, November 7, 2017

Terkejut, Smartphone Xiaomi tiba-tiba berada di mode Fastboot (Awam come here).

Holla para pembaca yang lagi bukaartikel ini, saya mau share pengalaman terkejut nih, tapi bukan termicin haha. Its oke, jadi pengalaman kali ini akan membahas keterkejutan saya, ketika pagi-pagi sebelum berangkat nyari bis.

Pagi-pagi yang rempong saya menggendong tas yang isinya modul-modul kuliah seberat ensiklopedia, tas saya sangat sesak saat itu, jadi saya akhirnya mengeluarkan Smartphone (Xiaomi Redmi 4X) dari dalam tas karena takut tergencet. Smartphone saya berhasil keluar dan saya pegangi erat-erat ditangan kiri, waktu itu Smartphone masih dalam keadaan off. Sambil gendong tas besar, tangan kiri pegang Smartphone, saya naik kegoncengan motor dengan agak susah. Tidak disangka posisi saya saat naik ke motor tadi membuat tangan kiri saya menekan dengan kencang tombol yang mengarah ke Mode Fastboot.
Pas saya lihat layar Smartphone tiba-tiba udah nyala, mana gambarnya ada android dibongkar kepalanya sama anjing imut, saya jadi takut campur seneng, soalnya gambarnya lucu. Tapi setelah beberapa menit gambar itu ga berubah juga, masih stay ga bergerak, ga ada tanda-tanda atau notifikasi. Spontan yang tadi takut campur seneng, berubah 180 derajat, jadi deg-deg an (tapi bukan jatuh cinta).
Pikiran saya langsung mengarahkan jari ke tombol Power, saya tekan terus, lama saya itung 20 detik an, ga nyala atau ngerestart juga. Duh ya Allah Smartphone saya kenapa, lagi krisis moneter gini pake acara error. Tiba-tiba saya keinget, dulu Smartphone saya yang Sony E4, suka ga mau bangun, kalau dinyalain pake tombol Power, biasanya sih begitu gara-gara habis saya ekploitasi sebelumnya (dipake online banyak applikasi sampe panas,sampai baterai habis). Si Sony ini maunya dibangunin pake tombol Vol+ dan Power bebarengan.
Begitu saya ingat hal itu, seketika jari saya sudah ditombol Vol+ dan Power, Bismillah pencet agak lama. Dan tampilan Smartphoe saya berubah ada tulisan “MI” seperti ketika baru dinyalakan. Saya mulai bahagia, nunggu loading selesai dan berharap berada dihalaman utama yang normal lagi. Astaga apa-apa an ini, yang saya tunggu tidak sesuai ekpektasi. Saya justru menjumpai halaman yang dipenuhi bahasa mandarin, tapi disitu ada dua tulisan yang saya paham, yaitu fast download, sama yang satu lupa. Dibawahnya lagi ada bahsa mandarin dengan background warna biru tua, berbeda dengan tulisan lain dengan background hitamnya.
Modal wani, nekat, pasrah, saya yang awam lan ora ngerti iki langsung milih tulisan mandarin dengan background biru, karena beda sendiri. Hasilnya jeng-jeng Smartphone saya mati. Masih dengan deg-deg an campur keringetan padahal pagi itu cuaca dingin, saya pencet tombol Power, berharap akan ada suatu keajaiban dihidupku (halah). Alhamdulillah sekali, setelah tombol power ditekan, Smartphone saya nyala normal dan masuk kehalaman. Udah ga deg-degan lagi, senyum lebar, lega banget.
Jadi buat temen-temen yang ngalamin Mode Fastboot tanpa sengaja, jangan takut dan keburu bawa Smartphonenya ke tempat service. Dicoba dulu dengan tombol Vol+ dan Power habis itu lanjut tombol biru, dan nyalakan lagi dengan tombol Power. Selamat mencoba ya  J

Monday, November 6, 2017

Sad, rasis sedari dini…..

Sore ini seperti biasa, saya pulang kerja sambil mengayuh sepeda ontel kesayangan pemberian Alm. Ayah. Cuaca cukup cerah, saya kayuh sepeda dengan santai gang demi gang menuju kost-kost an. Tempat kerja saya menuju kost Cuma beda 5 gang. Ceritanya pas mau sampai gang 9, dari kejauhan saya lihat ada dua dedek-dedek unyu seumuran SD berhenti diatas sepeda, dan satu lagi dedek unyu yang agak gendut juga berhenti diatas sepeda tapi tidak bergabung dengan dua dedek-dedek yang lain.



Setelah pengayuhan saya sampai didekat para dedek-dedek tadi, sayapun mendengar celotehan yang menyakitkan, miris, bikin nangis (alay ihh 😄). Yah saya mendengar perdebatan dari dua dedek-dedek dengan satu dedek yang lain, ternyata dedek gendut ini pengen ikutan main bareng dua dedek tadi. Tapi oh tapi yang dua tadi keliatan enggan, risih, tidak mau diikuti, pengen main sendiri. Emoh ngancani, gae alesan ae. Haduh kaya zaman saya pas SD dulu, anak SD sudah bisa bikin gang, yang cantik sama yang cantik, yang pinter sama yang pinter, yang kaya sama yang kaya. Padahal mereka ini sama-sama unyu, apa to urusannya gendut sama kurus, cantik sama manis, bukannya yang penting nyaman, eh iya kan. Seperti itu saja bisa bikin sedih. Alhasil dari alesan ben ojo melu yang saya dengar itu membuat raut dedek gendut jadi masam.
Kayuhan saya berlalu, entah apa yang selanjutnya terjadi dengan dedek-dedek tadi. Rasa sedih campur kesel malah jadi bergejolak ke diri saya. Kok ngno ya, masih kecil kok sudah rasis. Penyebabnya apa ya, diusia-usia polos itu, mereka sudah membuat penggolongan atas keunggulan diri pribadi. Masa yang ngajarin orangtua, ah ya ga mungkin, wis jangan suudzhon.
Mari kita bahas saja apa pengertian Rasis. Saya kutip dari Wikipedia, pengertian Rasisme yaitu suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu – bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya. Noh ngertikan sekarang apa itu Rasis, intinya pengunggulan suatu yang melekat pada ras manusia.
Lalu apa yang bikin Rasisme ini timbul ?, berdasarkan pikir memikir saya, rasisme ini dimulai dari lingkungan terkecil manusia yaitu keluarga. Karena pergaulan seorang anak dimulai dari pergaulan dengan orangtua. Bukan semua orangtua lo ya, ini percontohan saja. Ada keluarga yang dari Ibu atau Ayahnya sudah membatasi pergaulan anaknya supaya bermain dengan anak dari keluarga yang sama-sama kaya.
Kemudian pengaruh media televisi dengan adanya sinetron-sinetron, dimana kesenjangan antara yang kaya miskin, hitam putih, kota desa nampak dijadikan pembeda status sosial. Padahal tayangan-tayangan tersebut yang nonton bukan cuma orang dewasa, tapi kids juga. Secara perlahan tayangan-tayangan yang seperti itu memberi pengaruh jangka panjang pada sikap mereka.
Dan selain itu pengaruh lingkungan, juga menjadi factor tumbuhnya rasisme. Misalnya ada teman disekitar yang berasal dari suku berbeda. Secara kebetulan dia berkulit hitam dan dia lebih pendek dari dari teman-teman yang lain.  Dimulai dari unsur becanda yang tidak sehat dengan menyebut-nyebut perbedaan biologis, terbentuklah sikap merendahkan suku lain.

Dari faktor-faktor diatas kamu harus tau gimana tertekannya menjadi berbeda menjadi minor ditengah lingkungan yang memuja Rasisme, kamupun terlahir tanpa request warna kulit, ciri fisik, sosial ekonomi dan zona nyaman. Sebenarnya jika Allah mau, Dia bisa membuat manusia dibumi ini dengan satu ciri saja, tapi kalau semua sama itu tak akan sempurna. Karena perbedaan itu kan rahmat gaess, akan ada banyak ilmu yang bisa dipelajari dari perbedaan itu. Ayo sama-sama jadi manusia yang menjunjung egaliterisme dan pluralisme supaya kita bisa hidup berdampingan (kita, iya kamu dan aku, plakk) dengan aman dan sejahtera. Dan akhir kata jangan lupa selalu belajar dan tetap mengenali batas-batas dari toleransi. Happy Bhineka Tunggal Ika . Puti Nagari

Wednesday, April 12, 2017

Ruang Sendiri



Judul artikel kali ini adalah “Ruang Sendiri”, kenapa begitu ? , karena artikel ini akan membahas lagunya mas Tulus yang judulnya “Ruang Sendiri”. Lagu ini sangat realistis, logis, dan aku banget haha, duh. Mas Tulus ini kayanya pas bikin sambil baca pikiranku, eh maaf ya mas Tulus, yang nulis rada nglantur. Mulai aja yuk ngebahas lirik by lirik.

Beri aku kesempatan
Tuk bisa merindukanmu
(Jangan datang terus)
Beri juga aku ruang
Bebas dan sendiri
(Jangan ada terus)
Didalam suatu hubungan entah itu persaudaraan, persahabatan atau antar pasangan setiap individu pasti butuh waktu buat sendiri, khususnya dalam hal berpasangan nih. Suatu hubungan kadangkali dibumbui dengan rasa bosan pada pasangan, dan menurut saya tak lain tak bukan penyebabnya adalah terlalu seringnya kita berkomunikasi. Maksud saya disini contohnya ada cwe dan cwo yang setiap menit chatnya harus dan harus dibalas, ga mau ditinggal barang sebentarpun, musti ngasih tau dimanapun ngapainpun, dan apapun yang dilakuin sama pasangannya. Kalau kaya begitu terus sepanjang hari pasti deh salah satu ada yang penat, kita juga butuh ruang buat bebas, ruang sendiri supaya bisa merasakan rindu. Coba aja deh buat yang hampir tiap hari no space ama pasangannya, bikin space sehari aja, pasti deh rasa rindu dan gregetnya tambah gede, hehe.

Aku butuh tahu sberapa kubutuh kamu
Percayalah rindu itu baik untuk kita
            Lanjut, ketika antar pasangan saling memiliki waktu untuk sendiri, maka mereka akan sama-sama merasakan seberapa besar kebutuhan pada pasangannya. Supaya lebih menyadari bahwa memang seorang pasangan benar-benar membutuhkan kehadiran pasangannya dalam kehidupan, berharganya seseorang tersebut untuk kehidupannya. Semacam intropeksi, menghayati arti kehadiran seseorang dan apabila orang tersebut tidak ada. Gimana makin greget kan makna Ruang Sendiri.

(Pagi melihatmu) menjelang siang kau tahu
(Aku ada dimana) sore nanti
Tak pernah sekalipun ada malam yang dingin
Hingga aku lupa rasanya sepi
Tak lagi sepi bisa kuhargai
            Saling tahu, dan saling percaya. Dimana pasanganmu, ya contohnya  kalau pagi pasti ditempat kerja, nah kalau sore mungkin dia ada rutinitas futsal atau lainnya. Yakinlah tidak menghubungimu bukan berarti dia lupa, pasanganmu akan selalu mengingatmu, percayalah semua untuk menghargai rasanya sepi. Dan disini maksud saya jeda ruang sendiri itu ga nyampe berbulan bulan dan bertahun-tahun lo ya,kalau itu namnya kebablasan ngelupa hehe.

Baik buruk perubahanku
Tak akan kau sadari
(Kita Berevolusi)
Bila kita ingin tahu
Seberapa besar rasa yang kita punya
Kita butuh ruang
            Dan kembali lagi pada penjelasan sebelumnya, dengan ruang sendiri, dengan tidak selalu menghubungi setiap menit, jam,hari, menjadikan kita tahu seberapa besar kebutuhan kita terhadap pasangan. Kesendirian membuat seseorang banyak belajar.

Kita tetap butuh ruang sendiri-sendiri
Untuk tetap menghargai sepi.
            Dan pada intinya suatu hubungan jangan terlalu mengekang, meski telah menjadi pasangan, setiap individu butuh menikmati kesendirian. Menjadikan pasangannya sebagai seseorang untuk kembali, seseorang yang ditunggu dalam kesendirian dan sepi.

            Emp itu aja deh, finally semoga bisa mengerti dengan apa yang tersimpan dalam lagu ini. Selamat menghargai rasanya sepi. Byee……

Monday, March 20, 2017

Suatu Hari...



     
Halaman Rumah 5 Tahun lalu
Suatu hari, entah waktu umur berapa.Aku hanya termenung memandang disekitarku, disekelilingku. Aku ingin melihat lebih dari itu, berada ditempat yang bukan pada waktu itu. Televisi yang kulihat, yang mengisi banyak khayalanku.
      Aku ingin pergi,aku ingin hidup dan berada ditempat lain.Yang lebih baik, dan pasti lebih menyenangkan seperti didalam kepala kecil ini.Melihat Belanda dari Televisi, aku jadi ingin pergi, ingin hidup di Belanda. Aku ingin punya rambut pirang juga, akan terlihat keren, bahasa Belanda yang fasih, berlari dipadang rumput dengan kincir angin.
      Dikemudian hari, sudah tak sama lagi.Khayalanku berganti hanya melalui televisi. Bagaimana jika aku lahir dan hidup di Bali. Tempat dengan banyak tourist, bangunan etnic khas Hindu, belajar menari dan berpakaian seperti wanita Bali, dengan sekuntum kamboja putih ditelinga.
      Aku seorang anak kecil kala itu, ya memang. Merasa tidak puas dengan hal-hal yang ada, berpikir tentang hal-hal yang menarik seperti yang kutonton di televisi.
      Aku semakin dewasa, kali pertama mencoba hidup ditempat lain meski dalam waktu singkat. Kamu tahu aku kagum, benar kutemui hal-hal yang berbeda dengan yang kulihat disekitarku, disekelilingku. Dan dengan bertambah umur, merasakan perbedaan-perbedaa yang khas disana dan disini.
      Hal yang berbeda itu membuat berwarna, membuatku belajar,perbedaan itu indah, membuatku kagum, membuatku ingin kembali.Dan terutama membuatku semakin menyayangi tanah dimana aku dilahirkan, dibesarkan,dan diajak belajar.
      Aku tertawa, ya tertawa, kenapa dulu inginku tinggalkan tempat ini, kenapa ingin jadi orang lain yang hidup ditempat lain.Aku bisa merasakan hidup disana dan disini tanpa harus menjadi orang lain atau benar-benar pergi dari sini.
      Rumahku, desaku, keluargaku akan jadi hal yang selalu kurindu. Jauh mengajarkan rasa ingin kembali. Setiap tempat akan meninggalkan ciri khasnya sendiri. Berlalulah namun tetap ingat untuk kembali.
      Rumahku, desaku, keluargaku, akan selalu jadi semangatku. Dimana orang yang kucintai dan mencintai aku selalu menunggu. Ditempat sederhana itu, akan selalu jadi tempatku kembali.

Ngawi, 20 Maret 2017
Puti Nagari

Monday, March 13, 2017

Cara menghilangkan Mode Formating dan Coment di Ms.Word

Pernah tidak mendapatkan file kiriman dalam ms.word , tapi ketika dibuka wah dibagian kanan lembar kerja ada berderet-deret Coment dan Formated, dan ketika dicetak, tara semua tulisan disamping kanan ikut tercetak semua 😒.
Seperti ini contohnya










Jangan sedih dulu, yang terjadi adalah file tersebut dibuat dengan menambahi coment yang berada di menu bar Review, begitu juga dengan Formated. Nah cara untuk menghilangkannya mudah sekali,kita masuk ke menu Review kemudian kita lihat ada sub menu “Show Markup"






Kemudian setelah diklik seperti ini hasilnya 











Tinggal kita hilangkan semua tanda centang-centang tersebut dan hasilnya file yang kamu punya bisa diedit dan dicetak dengan baik 👩.
Selamat mencoa ya ..


Bisnis dirumah, Kerja Sampingan (Sesimple itu sambil belajar digital marketing)

            Hai agan dan sista, hari ini aku mau share pengalamanku jualan olshop dari bermacam produk gonta ganti yang akhirnya cuma jadi ...