Tuesday, December 26, 2017
Tuesday, November 7, 2017
Terkejut, Smartphone Xiaomi tiba-tiba berada di mode Fastboot (Awam come here).
Holla para pembaca yang
lagi bukaartikel ini, saya mau share pengalaman terkejut nih, tapi bukan
termicin haha. Its oke, jadi pengalaman kali ini akan membahas keterkejutan
saya, ketika pagi-pagi sebelum berangkat nyari bis.
Pagi-pagi yang rempong saya
menggendong tas yang isinya modul-modul kuliah seberat ensiklopedia, tas saya
sangat sesak saat itu, jadi saya akhirnya mengeluarkan Smartphone (Xiaomi Redmi
4X) dari dalam tas karena takut tergencet. Smartphone saya berhasil keluar dan
saya pegangi erat-erat ditangan kiri, waktu itu Smartphone masih dalam keadaan
off. Sambil gendong tas besar, tangan kiri pegang Smartphone, saya naik
kegoncengan motor dengan agak susah. Tidak disangka posisi saya saat naik ke
motor tadi membuat tangan kiri saya menekan dengan kencang tombol yang mengarah
ke Mode Fastboot.
Pas saya lihat layar
Smartphone tiba-tiba udah nyala, mana gambarnya ada android dibongkar kepalanya
sama anjing imut, saya jadi takut campur seneng, soalnya gambarnya lucu. Tapi
setelah beberapa menit gambar itu ga berubah juga, masih stay ga bergerak, ga
ada tanda-tanda atau notifikasi. Spontan yang tadi takut campur seneng, berubah
180 derajat, jadi deg-deg an (tapi bukan jatuh cinta).
Pikiran saya langsung
mengarahkan jari ke tombol Power, saya tekan terus, lama saya itung 20 detik
an, ga nyala atau ngerestart juga. Duh ya Allah Smartphone saya kenapa, lagi
krisis moneter gini pake acara error. Tiba-tiba saya keinget, dulu Smartphone
saya yang Sony E4, suka ga mau bangun, kalau dinyalain pake tombol Power,
biasanya sih begitu gara-gara habis saya ekploitasi sebelumnya (dipake online
banyak applikasi sampe panas,sampai baterai habis). Si Sony ini maunya
dibangunin pake tombol Vol+ dan Power bebarengan.
Begitu saya ingat hal
itu, seketika jari saya sudah ditombol Vol+ dan Power, Bismillah pencet agak
lama. Dan tampilan Smartphoe saya berubah ada tulisan “MI” seperti ketika baru
dinyalakan. Saya mulai bahagia, nunggu loading selesai dan berharap berada dihalaman
utama yang normal lagi. Astaga apa-apa an ini, yang saya tunggu tidak sesuai
ekpektasi. Saya justru menjumpai halaman yang dipenuhi bahasa mandarin, tapi
disitu ada dua tulisan yang saya paham, yaitu fast download, sama yang satu
lupa. Dibawahnya lagi ada bahsa mandarin dengan background warna biru tua,
berbeda dengan tulisan lain dengan background hitamnya.
Modal wani, nekat,
pasrah, saya yang awam lan ora ngerti iki langsung milih tulisan mandarin
dengan background biru, karena beda sendiri. Hasilnya jeng-jeng Smartphone saya
mati. Masih dengan deg-deg an campur keringetan padahal pagi itu cuaca dingin, saya
pencet tombol Power, berharap akan ada suatu keajaiban dihidupku (halah).
Alhamdulillah sekali, setelah tombol power ditekan, Smartphone saya nyala
normal dan masuk kehalaman. Udah ga deg-degan lagi, senyum lebar, lega banget.
Jadi buat temen-temen
yang ngalamin Mode Fastboot tanpa sengaja, jangan takut dan keburu bawa
Smartphonenya ke tempat service. Dicoba dulu dengan tombol Vol+ dan Power habis
itu lanjut tombol biru, dan nyalakan lagi dengan tombol Power. Selamat mencoba
ya J
Monday, November 6, 2017
Sad, rasis sedari dini…..
Sore ini seperti biasa, saya pulang kerja sambil mengayuh
sepeda ontel kesayangan pemberian Alm. Ayah. Cuaca cukup cerah, saya kayuh
sepeda dengan santai gang demi gang menuju kost-kost an. Tempat kerja saya
menuju kost Cuma beda 5 gang. Ceritanya pas mau sampai gang 9, dari kejauhan
saya lihat ada dua dedek-dedek unyu seumuran SD berhenti diatas sepeda, dan
satu lagi dedek unyu yang agak gendut juga berhenti diatas sepeda tapi tidak
bergabung dengan dua dedek-dedek yang lain.
Setelah pengayuhan saya sampai didekat para dedek-dedek tadi,
sayapun mendengar celotehan yang menyakitkan, miris, bikin nangis (alay ihh 😄). Yah saya mendengar perdebatan dari dua dedek-dedek dengan
satu dedek yang lain, ternyata dedek gendut ini pengen ikutan main bareng dua
dedek tadi. Tapi oh tapi yang dua tadi keliatan enggan, risih, tidak mau
diikuti, pengen main sendiri. Emoh ngancani, gae alesan ae. Haduh kaya zaman
saya pas SD dulu, anak SD sudah bisa bikin gang, yang cantik sama yang cantik,
yang pinter sama yang pinter, yang kaya sama yang kaya. Padahal mereka ini
sama-sama unyu, apa to urusannya gendut sama kurus, cantik sama manis, bukannya
yang penting nyaman, eh iya kan. Seperti itu saja bisa bikin sedih. Alhasil
dari alesan ben ojo melu yang saya dengar itu membuat raut dedek gendut jadi
masam.
Kayuhan saya berlalu, entah apa yang selanjutnya terjadi
dengan dedek-dedek tadi. Rasa sedih campur kesel malah jadi bergejolak ke diri
saya. Kok ngno ya, masih kecil kok sudah rasis. Penyebabnya apa ya, diusia-usia
polos itu, mereka sudah membuat penggolongan atas keunggulan diri pribadi. Masa
yang ngajarin orangtua, ah ya ga mungkin, wis jangan suudzhon.
Mari kita bahas saja apa pengertian Rasis. Saya kutip dari
Wikipedia, pengertian Rasisme yaitu suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang
menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan
pencapaian budaya atau individu – bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan
memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya. Noh ngertikan sekarang apa
itu Rasis, intinya pengunggulan suatu yang melekat pada ras manusia.
Lalu apa yang bikin Rasisme ini timbul ?, berdasarkan pikir
memikir saya, rasisme ini dimulai dari lingkungan terkecil manusia yaitu
keluarga. Karena pergaulan seorang anak dimulai dari pergaulan dengan orangtua.
Bukan semua orangtua lo ya, ini percontohan saja. Ada keluarga yang dari Ibu
atau Ayahnya sudah membatasi pergaulan anaknya supaya bermain dengan anak dari
keluarga yang sama-sama kaya.
Kemudian pengaruh media televisi dengan adanya
sinetron-sinetron, dimana kesenjangan antara yang kaya miskin, hitam putih,
kota desa nampak dijadikan pembeda status sosial. Padahal tayangan-tayangan
tersebut yang nonton bukan cuma orang dewasa, tapi kids juga. Secara perlahan
tayangan-tayangan yang seperti itu memberi pengaruh jangka panjang pada sikap
mereka.
Dan selain itu pengaruh lingkungan, juga menjadi factor
tumbuhnya rasisme. Misalnya ada teman disekitar yang berasal dari suku berbeda.
Secara kebetulan dia berkulit hitam dan dia lebih pendek dari dari teman-teman
yang lain. Dimulai dari unsur becanda yang tidak sehat dengan
menyebut-nyebut perbedaan biologis, terbentuklah sikap merendahkan suku lain.
Dari faktor-faktor diatas kamu harus tau gimana tertekannya
menjadi berbeda menjadi minor ditengah lingkungan yang memuja Rasisme, kamupun
terlahir tanpa request warna kulit, ciri fisik, sosial ekonomi dan zona nyaman.
Sebenarnya jika Allah mau, Dia bisa membuat manusia dibumi ini dengan satu ciri
saja, tapi kalau semua sama itu tak akan sempurna. Karena perbedaan itu kan
rahmat gaess, akan ada banyak ilmu yang bisa dipelajari dari perbedaan itu. Ayo
sama-sama jadi manusia yang menjunjung egaliterisme dan pluralisme supaya kita
bisa hidup berdampingan (kita, iya kamu dan aku, plakk) dengan aman dan
sejahtera. Dan akhir kata jangan lupa selalu belajar dan tetap mengenali
batas-batas dari toleransi. Happy Bhineka Tunggal Ika . Puti Nagari
Wednesday, April 12, 2017
Ruang Sendiri
Judul
artikel kali ini adalah “Ruang Sendiri”, kenapa begitu ? , karena artikel ini
akan membahas lagunya mas Tulus yang judulnya “Ruang Sendiri”. Lagu ini sangat
realistis, logis, dan aku banget haha, duh. Mas Tulus ini kayanya pas bikin
sambil baca pikiranku, eh maaf ya mas Tulus, yang nulis rada nglantur. Mulai
aja yuk ngebahas lirik by lirik.
Beri aku kesempatan
Tuk bisa merindukanmu
(Jangan datang terus)
Beri juga aku ruang
Bebas dan sendiri
(Jangan ada
terus)
Didalam
suatu hubungan entah itu persaudaraan, persahabatan atau antar pasangan setiap
individu pasti butuh waktu buat sendiri, khususnya dalam hal berpasangan nih. Suatu hubungan kadangkali dibumbui dengan rasa bosan pada pasangan, dan menurut
saya tak lain tak bukan penyebabnya adalah terlalu seringnya kita
berkomunikasi. Maksud saya disini contohnya ada cwe dan cwo yang setiap menit
chatnya harus dan harus dibalas, ga mau ditinggal barang sebentarpun, musti
ngasih tau dimanapun ngapainpun, dan apapun yang dilakuin sama pasangannya. Kalau
kaya begitu terus sepanjang hari pasti deh salah satu ada yang penat, kita juga
butuh ruang buat bebas, ruang sendiri supaya bisa merasakan rindu. Coba aja deh
buat yang hampir tiap hari no space ama pasangannya, bikin space sehari aja,
pasti deh rasa rindu dan gregetnya tambah gede, hehe.
Aku butuh tahu sberapa kubutuh kamu
Percayalah rindu itu baik untuk kita
Lanjut, ketika antar pasangan saling memiliki waktu untuk
sendiri, maka mereka akan sama-sama merasakan seberapa besar kebutuhan pada
pasangannya. Supaya lebih menyadari bahwa memang seorang pasangan benar-benar
membutuhkan kehadiran pasangannya dalam kehidupan, berharganya seseorang
tersebut untuk kehidupannya. Semacam intropeksi, menghayati arti kehadiran
seseorang dan apabila orang tersebut tidak ada. Gimana makin greget kan makna Ruang
Sendiri.
(Pagi melihatmu) menjelang siang kau tahu
(Aku ada dimana) sore nanti
Tak pernah sekalipun ada malam yang dingin
Hingga aku lupa rasanya sepi
Tak lagi sepi bisa kuhargai
Saling tahu, dan saling percaya. Dimana pasanganmu, ya
contohnya kalau pagi pasti ditempat
kerja, nah kalau sore mungkin dia ada rutinitas futsal atau lainnya. Yakinlah
tidak menghubungimu bukan berarti dia lupa, pasanganmu akan selalu mengingatmu,
percayalah semua untuk menghargai rasanya sepi. Dan disini maksud saya jeda
ruang sendiri itu ga nyampe berbulan bulan dan bertahun-tahun lo ya,kalau itu
namnya kebablasan ngelupa hehe.
Baik buruk perubahanku
Tak akan kau sadari
(Kita Berevolusi)
Bila kita ingin tahu
Seberapa besar rasa yang kita punya
Kita butuh ruang
Dan kembali lagi pada penjelasan sebelumnya, dengan ruang
sendiri, dengan tidak selalu menghubungi setiap menit, jam,hari, menjadikan
kita tahu seberapa besar kebutuhan kita terhadap pasangan. Kesendirian membuat
seseorang banyak belajar.
Kita tetap butuh ruang sendiri-sendiri
Untuk tetap menghargai sepi.
Dan pada intinya suatu hubungan jangan terlalu mengekang,
meski telah menjadi pasangan, setiap individu butuh menikmati kesendirian.
Menjadikan pasangannya sebagai seseorang untuk kembali, seseorang yang ditunggu
dalam kesendirian dan sepi.
Emp itu aja deh, finally semoga bisa mengerti dengan apa yang tersimpan
dalam lagu ini. Selamat menghargai rasanya sepi. Byee……
Monday, March 20, 2017
Suatu Hari...
Halaman Rumah 5 Tahun lalu |
Aku ingin
pergi,aku ingin hidup dan berada ditempat lain.Yang lebih baik, dan pasti lebih
menyenangkan seperti didalam kepala kecil ini.Melihat Belanda dari Televisi,
aku jadi ingin pergi, ingin hidup di Belanda. Aku ingin punya rambut pirang
juga, akan terlihat keren, bahasa Belanda yang fasih, berlari dipadang rumput
dengan kincir angin.
Dikemudian
hari, sudah tak sama lagi.Khayalanku berganti hanya melalui televisi. Bagaimana
jika aku lahir dan hidup di Bali. Tempat dengan banyak tourist, bangunan etnic
khas Hindu, belajar menari dan berpakaian seperti wanita Bali, dengan sekuntum
kamboja putih ditelinga.
Aku seorang
anak kecil kala itu, ya memang. Merasa tidak puas dengan hal-hal yang ada,
berpikir tentang hal-hal yang menarik seperti yang kutonton di televisi.
Aku semakin
dewasa, kali pertama mencoba hidup ditempat lain meski dalam waktu singkat.
Kamu tahu aku kagum, benar kutemui hal-hal yang berbeda dengan yang kulihat
disekitarku, disekelilingku. Dan dengan bertambah umur, merasakan
perbedaan-perbedaa yang khas disana dan disini.
Hal yang
berbeda itu membuat berwarna, membuatku belajar,perbedaan itu indah, membuatku
kagum, membuatku ingin kembali.Dan terutama membuatku semakin menyayangi tanah
dimana aku dilahirkan, dibesarkan,dan diajak belajar.
Aku tertawa,
ya tertawa, kenapa dulu inginku tinggalkan tempat ini, kenapa ingin jadi orang
lain yang hidup ditempat lain.Aku bisa merasakan hidup disana dan disini tanpa
harus menjadi orang lain atau benar-benar pergi dari sini.
Rumahku,
desaku, keluargaku akan jadi hal yang selalu kurindu. Jauh mengajarkan rasa
ingin kembali. Setiap tempat akan meninggalkan ciri khasnya sendiri. Berlalulah
namun tetap ingat untuk kembali.
Rumahku,
desaku, keluargaku, akan selalu jadi semangatku. Dimana orang yang kucintai dan
mencintai aku selalu menunggu. Ditempat sederhana itu, akan selalu jadi
tempatku kembali.
Ngawi, 20 Maret 2017
Puti Nagari
Monday, March 13, 2017
Cara menghilangkan Mode Formating dan Coment di Ms.Word
Pernah
tidak mendapatkan file kiriman dalam ms.word , tapi ketika dibuka wah dibagian
kanan lembar kerja ada berderet-deret Coment dan Formated, dan ketika dicetak,
tara semua tulisan disamping kanan ikut tercetak semua 😒.
Seperti
ini contohnya
Jangan sedih dulu, yang terjadi adalah file
tersebut dibuat dengan menambahi coment yang berada di menu bar Review, begitu
juga dengan Formated. Nah cara untuk menghilangkannya mudah sekali,kita masuk ke
menu Review kemudian kita lihat ada sub menu “Show Markup"
Kemudian setelah diklik
seperti ini hasilnya
Tinggal kita hilangkan
semua tanda centang-centang tersebut dan hasilnya file yang kamu punya bisa
diedit dan dicetak dengan baik 👩.
Selamat mencoa ya ..
Subscribe to:
Posts (Atom)
Bisnis dirumah, Kerja Sampingan (Sesimple itu sambil belajar digital marketing)
Hai agan dan sista, hari ini aku mau share pengalamanku jualan olshop dari bermacam produk gonta ganti yang akhirnya cuma jadi ...
-
Deen Assalam – Sabyan (Original) Kalla hadzil ard mataqfii masahah Lau na’isibila samahah Wanta’ayasna bihab Lau tadiqil ardi naskan ...
-
Twitter Within Temptation Penggemar lagu Gothic Metal terutama Within Temptation kali ini post saya adalah lirik Fire and Ice plus...
-
Nih gan yang lagi nyari lirik lagunya within temptation yg “PUCAT” hehe,, "Pale" The world seems not the same Thoug...